
Marhaban Ya Ramadan
Mar 14, 2023
Begitu Ramadan tiba, Rasulullah memotivasi para sahabat ra untuk menyambutnya dengan gembira dan penuh semangat, "Sungguh telah datang kepadamu bulan Ramadan, bulan penuh keberkahan. Allah mewajibkan atas kamu puasa. Di dalam Ramadan, dibuka pintu-pintu surga dan dikunci pintu-pintu neraka. Di dalamnya, terdapat satu malam yang lebih mulia daripada seribu bulan. Barang siapa tidak diberikan kebaikan pada malam itu maka sesungguhnya dia telah dijauhkan dari kebaikan."
Para sahabat pun begitu antusias menyambutnya. Banyak riwayat yang menjelaskan para sahabat sering bertanya kepada Rasulullah, "Amal apa yang paling baik, ya Rasulallah?"
Mereka tidak saja ingin sesuatu yang baik tetapi ingin yang terbaik. Mungkin sikap seperti itulah yang membuat mereka menjadi juara dalam kebaikan di antara semua manusia yang ada di muka bumi ini.
Demikian halnya dalam menyambut Ramadan. Jauh sebelum bulan suci itu tiba, para sahabat telah bersiap-siap untuk menyambutnya seperti akan memiliki hajatan besar. Jiwa, raga, harta, semuanya dikonsentrasikan untuk menghormati tamu agung itu.
Apa yang sudah kita persiapkan untuk menyambut Ramadan di tahun ini? Ada baiknya kita memulainya dengan instrospeksi (muhasabah) diri.
Muhasabah Diri
Ramadan merupakan momentum yang berulang. Setiap tahun kita pasti berjumpa dan merayakannya. Tetapi sensasi Ramadan, hampir tiap tahun tak pernah berkurang. Mungkin kita masih ingat bagaimana suasana Ramadan tahun lalu: keramaiannya dan keceriaannya tidak pernah surut. Justru lebih semarak. Hingga saat ini, sepertinya, belum ada momentum yang sensasinya melebihi kemeriahan Ramadan.
Coba saja perhatikan fenomena yang terjadi di sekeliling kita menjelang dan saat Ramadan. Stasiun televisi, pusat-pusat perbelanjaan, dan perkantoran semuanya seolah menjadi lebih religius.
Di bidang ekonomi, berdasar studi AC Nielsen tahun 2015, di bulan Ramadan penjualan barang konsumen di Indonesia naik hingga 9,2%. Penjualan biskuit meningkat 11 kali lipat, ikan dan daging kemasan kaleng naik dua kali lipat, sosis dan bakso meningkat 34%. Itu di pasar modem. Di pasar tradisional juga, terjadi peningkatan permintaan yang tinggi.
Sensasi Ramadan tidak pernah berubah.
Perubahan yang mungkin terjadi adalah pada internal diri kita: bagaimana sikap dan aktivitas kita dalam menjalani Ramadan karena keimanan kita sebagai manusia adakalanya naik dan turun, kepekaan kita dalam merespon panggilan-panggilan kebaikan pun kadang kala on atau off.
Oleh karena itu, hendaknya pada Ramadan kali ini, kita mulai dengan merenung sejenak untuk muhasabah diri. Apakah Ramadan di tahun-tahun sebelumnya sudah kita lalui dengan baik atau masih ada yang terlewati?
Apakah puasa kita sudah berkualitas?
Apakah shalat tarawih sudah kita kerjakan dengan khusyu?
Apakah zakat kita sudah tertunaikan?
Apakah sensasi Ramadan sudah benar-benar teresapi di hati?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu kita renungkan sebagai bahan evaluasi.
Rasulullah saw bersabda, "Orang yang hari ini sama dengan hari kemarin, atau orang yang hari esok sama dengan hari ini, orang itu akan merugi. Orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, orang itu sungguh celaka. Tetapi apa bila hari ini lebih baik dari kemarin, atau hari esok lebih baik dari hari ini, orang itu akan beruntung."
Maka, mari kita susun perencanaan agar Ramadan tahun ini lebih baik dari Ramadan tahun lalu. Amal ibadah, aktifitas sosial, dan zakat serta sedekah kita, semuanya lebih baik, lebih banyak, dan lebih berkualitas. Karena sangat sayang, jika Ramadan yang didalamnya terkandung ribuan kemuliaan, kita lewatkan begitu saja.
Dan yang perlu kita ingat adalah, jika momen Ramadan tahun ini terlewat, kita harus menunggu selama 7.656 jam dalam penanggalan Hijriyah untuk bertemu dalam Ramadan berikutnya. Itupun jika kita masih diberikan kecukupan usia untuk bertemu dengannya.
Ramadan Penuh Sensasi
Setelah muhasabah, kita perlu mengokohkan niat agar setiap sensasi Ramadan di tahun ini tidak ada yang terlewat. Berikut adalah beberapa kemuliaan Ramadan yang perlu kita ketahui agar niat kita lebih mantab dalam memburu sensasi Ramadan:
1. Diampuninya dosa-dosa. "Barangsiapa yang berpuasa Ramadan dengan penuh keimanan dan harapan pahala dari Allah, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR Bukhari Muslim)
2. Dikabulkannya doa-doa. "Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak tertolak pada saat berbuka." (HR. Ibnu Majah no. 1743) "Ada tiga macam doa yang mustajab, yaitu doa orang yang sedang puasa, doa musafir dan doa orang yang teraniaya." (HR. Baihaqi)
3. Dilipatgandakannya pahala. Setiap pahala kebaikan di bulan Ramadan akan dilipatgandakan sebagaimana sabda Rasulullah, "Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman (yang artinya), "Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku." (HR. Bukhari no. 1904, no. 5927 dan Muslim no. 1151).
Berkaitan dengan hadits tersebut Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, "Sebagaimana pahala amalan puasa akan berlipat-lipat dibanding amalan lainnya, puasa di bulan Ramadan lebih berlipat pahalanya dibanding puasa di bulan lainnya. Ini semua bisa terjadi karena mulianya bulan Ramadan dan puasa yang dilakukan adalah puasa yang diwajibkan oleh Allah pada hamba-Nya. Allah pun menjadikan puasa di bulan Ramadan sebagai bagian dari rukun Islam, tiang penegak Islam." (Lathaif Al-Ma'arif, hlm. 271)
Termasuk juga kebaikan-kebaikan lain seperti zakat, infag dan shadaqah. Guru dari Abu Bakr bin Maryam rahimahumullah pernah mengatakan, "Jika tiba bulan Ramadan, bersemangatlah untuk bersedekah. Karena bersedekah di bulan tersebut, lebih berlipat pahalanya seperti seseorang sedekah di jalan Allah (fii sabilillah)." (Lathaif Al-Ma'arif, hlm. 270)
Masih banyak kemuliaan lain yang mampu kita rasakan sensasinya pada bulan Ramadan. Mari bersama-sama menyambut Ramadan dengan segenap persiapan yang matang agar Ramadan tahun ini memiliki sensasi yang lebih berkesan, dan menjadikan kita pribadi yang takwa untuk menggapai hari kemenangan.
Sumber: Majalah Share Letter Lembaga Manajemen Infaq (LMI) Edisi Mei 2017
Sumber gambar: Image by uixtube on Freepik
---
Lembaga Manajemen Infaq (LMI) menjalankan proyek-proyek kebaikan sebagai jalan ke surga-Nya dan sebagai bekal & tabungan akhirat melalui platform infak.in dan wakafo.org
---
Tulisan ini tersimpan di Edukasi - Lembaga Manajemen Infaq (LMI)