Hikmah di Balik Rintangan

Sep 11, 2024

Di antara ciri mukmin sejati, adalah memahami dan meyakini bahwa kehidupan dunia ini bukanlah kehidupan yang kekal.

Dunia bukanlah tempat menetap. Dunia bukanlah tempat mencapai kebahagiaan yang sebenarnya. Dunia bukanlah tujuan utama untuk mencapai cita-cita.

Jika kita menjalani hidup hanya dengan orientasi duniawi, sesungguhnya kita telah tertipu.

Dalam QS. Luqman: 33, Allah swt. memperingatkan agar jangan sampai kehidupan dunia ini menipu kita semua.

Perasaan senang, tenang dan bahagia pada hal-hal duniawi merupakan tipuan nyata yang pada akhirnya seseorang melupakan kehidupan akhirat dan tidak sempat mempersiapkannya. (QS. Hud: 15-16)

Kehidupan dunia yang kita jalani tidak selamanya berjalan mulus. Banyak di antara kita yang dengan mudah mendapatkan apa yang diinginkannya walaupun tanpa susah payah. Banyak juga yang harus menghadapi rintangan dan cobaan bahkan gagal walaupun sudah mengerahkan semua tenaga dan menempuh segala cara untuk memperoleh apa yang diinginkannya.

Demikianlah Allah swt. membuat sunnahnya bagi manusia dalam kehidupan dunia ini: ada yang kaya, ada yang miskin, ada yang dengan mudah meraih pangkat dan jabatan ada yang sulit sehingga menjadi rakyat biasa.

Kita meyakini bahwa di balik adanya ujian, cobaan, rintangan, musibah, bencana, dan lain-lain yang ditimpakan kepada umat manusia dalam kehidupannya, sesungguhnya, di dalamnya, terkandung hikmah-hikmah dan pelajaran yang berharga untuk dipetik dan dijadikan pedoman dalam kehidupan ini.

Rintangan yang ditimpahkan kepada umat manusia terkadang dimaksudkan untuk mengukur sejauhmana keteguhan dan kekuatan iman dan aqidahnya. Bagi mereka yang kokoh imannya dalam menghadapi cobaan maka akan mendapatkan surga (QS. Ali Imran: 142)

Terkadang rintangan diberikan untuk mengukur tingkat kesabarannya dalam menerima ujian tersebut. Hal itu pernah diujikan oleh Allah swt. kepada Nabi Ayub as. yang kehilangan semua harta benda bahkan seluruh keluarganya. (QS. Al Anbiya’: 83-84)

Ada juga rintangan yang dijadikan sarana oleh Allah swt. untuk meningkatkan derajatnya. Hal itu sebagaimana yang ditimpahkan kepada Nabi Ibrahim as. Dalam sejarah, dikisahkan bahwa perjalanan hidup Nabi Ibrahim as. selalu diwarnai dengan ujian dan cobaan yang terus-menerus hingga akhirnya Allah mengangkat derajatnya menjadi kekasihnya (khalil Allah).

Namun ada juga rintangan yang ditimpahkan kepada umat manusia sebagai azab atau siksaan karena kedurhakaannya kepada Allah. Siksa ini sekaligus sebagai peringatan bagi orang lain. Jenis ini sebagaimana ditimpahkan kepada umat-umat terdahulu seperti Kaum ‘Ad, Kaum Tsamud, Fir’aun dan bala tentaranya, serta umat-umat lainnya (QS. Al Fajar: 6-14).

Bagi seorang mukmin, semua jenis rintangan yang dihadapinya, terkadang, berfungsi untuk menghapus dosa-dosanya. Hal itu sebagaimana dinyatakan dalam sabda Nabi, "Tidak ada suatu kepayahan, kesulitan, kesedihan, kesusahan, dan bahaya yang menimpa seorang muslim hingga duri yang menusuknya, kecuali yang demikian itu agar Allah menutupi kesalahan-kesalahannya."

Semoga kita bisa melewati semua rintangan dengan baik.

Oleh Ustaz Nasiruddin Al Bajuri, S.Th. I, M. Ag., Dewan Pengawas Syariah LMI (Lembaga Manajemen Infaq)

Sumber image: Image by yanalya on Freepik

---

Lembaga Manajemen Infaq (LMI) menjalankan proyek-proyek kebaikan sebagai jalan ke surga-Nya dan sebagai bekal & tabungan akhirat melalui platform infak.in dan wakafo.org

---

Tulisan ini tersimpan di Edukasi - Lembaga Manajemen Infaq (LMI)