Manusia yang Lalai dengan Waktu

Sep 25, 2024

Kita perlu merenung seputar hal-hal kecil yang tanpa kita sadari telah melenyapkan sekian detik dan menit paling mahal dalam hidup. Terkadang waktu kita terampas begitu saja oleh perkara sederhana akibat kesadaran yang sedang di luar kendali. Ada saja godaan untuk menjerumuskan kita dalam kerugian.

Contoh paling sederhana ialah saat azan berkumandang. Tak sedikit dari kita yang tidak segera berwudu ketika sepiker masjid menyerukan panggilan salat karena kita lebih memprioritaskan urusan kerja atau pertemuan dengan sejumlah kolega.

Belum lagi bila Ramadan tiba. Kita mengabaikan Salat Magrib berjamaah demi menyantap hidangan berbuka puasa bersama kawan lama maupun keluarga.

Itulah sejumlah bukti paling nyata bahwa manusia amat mudah terlena atau lalai atas tujuan utama hidupnya. Lalai yang menghinggapi kita menjadikan kita lengah dan kurang hati-hati sehingga meninggalkan kewajiban dan lain-lain.

Sifat lalai pada diri manusia memiliki tiga tingkatan. Pertama, lalai yang muncul sewaktu-waktu.

Lalai kategori tersebut biasa terjadi pada orang salih. Ketika lalai, mereka sadar atas kelalaiannya sehingga mereka dengan cepat bertaubat dan kembali pada ketaatan.

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah. Maka, ketika itu juga, mereka melihat kesalahan-kesalahannya." (QS. Al-A’raf: 201).

Selanjutnya, kedua, lalai yang muncul berkali-kali. Orang-orang yang senantiasa melanggar perintah Allah (ahli maksiat) dan kaum fasik dari kaum muslimin adalah bagian dari kelompok ini. Pada waktu tertentu mereka, lupa akan diri mereka. Kemudian pada kesempatan lain, mereka sadar akan kelalaiannya.

Adapun kategori lalai yang ketiga ialah lalai yang sempurna (kebablasan). Jenis kelalaian ini banyak terjadi pada orang-orang yang ingkar, tidak percaya kepada Allah swt. dan rasul-Nya.

Mereka lalai akan adanya Sang Pencipta dan Hari Akhir. Allah memperumpamakan mereka seperti binatang ternak yang tidak tahu untuk apa sesungguhnya diciptakan di dunia ini dan untuk apa mereka hidup di dunia ini. (QS. Muhammad: 12)

Ada banyak faktor yang menyebabkan lalai. Antara lain, hilangnya perasaan bersalah ketika melakukan perbuatan maksiat/dosa; terlalu sibuk dengan pekerjaan; permainan dan segala bentuk kesenangan yang berlebihan; bergaul dengan orang-orang yang lalai; dan terlalu banyak mengerjakan hal mubah.

Lalu, bagaimana cara mengatasi atau setidaknya meminimalisir kelalaian?

Cara yang utama adalah selalu basahi lisan dengan zikir, berdoa kepada Allah, membiasakan salat malam, dan mengingat kematian.

Sudah sewajarnya kita bersikap hati-hati dan dalam menjalani kehidupan agar tidak tergolong orang yang lalai.

Lalai memang suatu kewajaran pada hati manusia, namun lalai yang terus-menerus menjadikan kita semakin jauh dari Allah.

Lalai bisa dikurangi oleh sejumlah upaya penghambaan kepada Allah dan keteladanan Rasulullah saw.

Semoga Allah swt. selalu mengingatkan hati kita agar terhindar dari lalai.. Amin.

Oleh Ustaz Nasiruddin Al Bajuri, S.Th. I, M. Ag., Dewan Pengawas Syariah LMI (Lembaga Manajemen Infaq)

Sumber image: Freepik

---

Lembaga Manajemen Infaq (LMI) menjalankan proyek-proyek kebaikan sebagai jalan ke surga-Nya dan sebagai bekal & tabungan akhirat melalui platform infak.in dan wakafo.org

---

Tulisan ini tersimpan di Edukasi - Lembaga Manajemen Infaq (LMI)