Tahun Baru Islam: Kenapa Disebut Hijriyah?
Jul 09, 2024
Saat ini, kita sudah memasuki Tahun Baru Islam 1446 Hijriyah. Tepatnya di bulan Muharam. Hitungan bulan berdasarkan kalender Qamariyah, sebenarnya, bukan sesuatu yang baru melainkan sudah ada sejak bumi dan langit ini diciptakan.
Allah berfirman dalam QS At-Taubah 36, "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan sebagaimana ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya, terdapat empat bulan yang mulia."
Muharam adalah salah satu dari empat bulan yang dimuliakan Allah. Jadi, bulan Muharam itu sudah ada dan ditetapkan Allah sebelum manusia diciptakan.
Di zaman Rasulullah saw. hingga Khalifah Abu Bakar, Umat Islam tidak memiliki perhitungan tahun. Tahun hanya dicatat berdasarkan pristiwa paling penting di tahun tersebut. Misalnya, Rasulullah lahir di tahun yang sama dengan penyerangan tentara bergajah terhadap Kabah maka disebut Tahun Gajah. Begitu halnya dengan Tahun Banjir karena tedapat banjir besar di kawasan Makkah.
Pada saat Umar bin Khattab menjadi khalifah, ia berinisiatif untuk membuat perhitungan tahun sendiri untuk merapikan administrasi dalam surat-menyurat. Terdapat beberapa usulan pristiwa penting untuk dijadikan tahun 1 (satu). Antara lain tahun kelahiran Rasulullah, tahun diangkatnya sebagai utusan Allah, tahun pristiwa Isra Mikraj, dan tahun hijrahnya dari Makkah ke Madinah.
Peserta musyawarah bersepakat menjadikan tahun hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah sebagai tahun 1 (satu). Pilihan ini bukanlah tanpa alasan melainkan terdapat tujuan dan harapan besar bagi seluruh umat Islam.
Hijrah dipilih karena merupakan peristiwa penting yang penuh dengan perjuangan dan melibatkan semua pihak dan kalangan. Saat hijrah, Rasulullah "dibiarkan" oleh Allah sebagai "manusia biasa" yang harus berjuang dan menyusun strategi untuk melancarkan perjalanannya ke Madinah.
Sebelum berangkat dari kediamannya, Rasulullah memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk menempati tempat tidurnya agar bisa mengelabuhi orang kafir yang sedang berjaga-jaga. Setelah itu, Rasulullah bersama Abu Bakar bersembunyi di Goa Tsur selama beberapa hari sebelum melanjutkan perjalanan.
Perjalanan menuju Madinah juga penuh dengan rintangan dan ancaman yang mengancam nyawa.
Perjalanan hijrah sangat berbeda dari perjalanan Isra’ yang begitu istimewa. Isra’ tidak bisa ditiru orang lain. Begitu juga pristiwa kelahiran dan peristiwa menerima wahyu. Sedangkan hijrah benar-benar merupakan pelajaran penting tentang kegigihan, kerja sama yang baik, pengaturan strategi yang jitu, dan pelibatan semua kalangan sesuai bidang masing-masing.
Hijrah juga mengajarkan kita untuk rela meninggalkan zona nyaman demi masa depan agama yang lebih besar.
Selamat tahun baru Islam 1446 H.
Semoga kita semakin gigih berjuang untuk Islam. Amin.
Oleh Ustaz Nasiruddin Al Bajuri, S.Th. I, M. Ag., Dewan Pengawas Syariah LMI (Lembaga Manajemen Infaq)
Sumber image: Image by starline on Freepik
---
Lembaga Manajemen Infaq (LMI) menjalankan proyek-proyek kebaikan sebagai jalan ke surga-Nya dan sebagai bekal & tabungan akhirat melalui platform infak.in dan wakafo.org
---
Tulisan ini tersimpan di Edukasi - Lembaga Manajemen Infaq (LMI)